Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bebaskan Diri dari Penjara Pikiran: 3 Hal yang Harus Dihindari untuk Mencapai Kesuksesan

Pikiran kita bisa menjadi penjara untuk kesuksesan dan pencapaian kita, namun sebaliknya pikiran kita bisa menjadi pembuka jalan untuk mewujudkan apa yang ingin kita raih.

Ketika kita salah menggunakan pikiran tersebut, maka kesalahan itu akan memberikan hukuman yang sangat berat untuk hidup kita.

Oleh karena itu, hati-hatilah dalam menggunakan pikiran kita. Jangan gunakan pikiran kita untuk melakukan tiga hal berikut ini.

Jika kita menggunakan pikiran kita untuk melakukan tiga hal berikut ini, sebenarnya kita sedang memilih untuk memenjarakan diri kita dengan pikiran kita.

Ketika itu terjadi, maka kita dapat pastikan kita akan sulit untuk bertumbuh. Kegagalan adalah bonus dari cara berpikir yang menyesatkan ini.

Lantas, apa sih tiga hal yang harus kita hindari ketika menggunakan pikiran kita? Temukan jawabannya pada artikel ini.

3 Hal yang Harus Dihindari untuk Mencapai Kesuksesan

1. Memikirkan sikap orang lain terhadap kita

3 Hal yang Harus Dihindari untuk Mencapai Kesuksesan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita berinteraksi dengan banyak orang. Terkadang terbersit dalam pikiran kita untuk memikirkan apa yang mereka pikirkan tentang kita, untuk memikirkan sikap mereka terhadap kita, untuk memikirkan persepsi orang lain terhadap kita.

Kita berusaha membuat semua orang menjadi senang padahal itu tidak mungkin. Begitu juga sebaliknya, kita selalu memikirkan penilaian orang lain terhadap kita.

Ketika orang lain menilai negatif pada kita, itu menjadi beban kita. Ketika orang lain memberikan apresiasi, itu menjadi candu untuk kita.

Selalu memikirkan sikap orang lain, persepsi orang lain, dan penilaian orang lain terhadap diri kita adalah sebuah penjara karena kita akan kehilangan jati diri.

Kita akan terjebak untuk melakukan apa yang disukai oleh orang lain walaupun kita tidak menyukainya.

Kita akan terpenjara oleh persepsi orang lain walau mungkin itu sangat menyiksa untuk kita. Kita akan tertekan oleh justifikasi negatif yang dilakukan oleh orang lain walau sebenarnya tidak seburuk itu.

Pendek kata, ketika kita selalu memikirkan penilaian orang lain, kita akan dipenjara oleh mereka. Maka, fokuslah berpikir tentang apa yang terbaik yang harus kita lakukan.

Jangan memikirkan apa yang terbaik yang membuat orang lain senang karena ini tidak selalu menguntungkan.

Lakukan apa yang sesuai dengan nilai kita, yang sesuai dengan kecintaan kita, yang sesuai dengan bakat kita, yang sesuai dengan kesenangan kita, dan yang sesuai dengan apa yang terbaik untuk kita. Ini jauh lebih penting.

Ketika kita selalu memikirkan apa yang terbaik untuk kita, maka kita akan berkembang. Namun ketika kita memikirkan apa yang terbaik menurut orang lain untuk kita, kita akan terpenjara.

Yang paling tahu tentang kehidupan kita adalah diri kita, maka bertanggung jawablah terhadap diri sendiri, bukan terhadap orang lain.

Yang menerima risiko dari apa yang kita lakukan adalah diri kita, bukan orang lain. Maka berhati-hatilah. Fokuslah terhadap tindakan kita, fokuslah terhadap sikap kita, bukan fokus pada pikiran orang lain.

2. Memikirkan perasaan kita

Memikirkan perasaan kita

Satu hal lagi yang kadang kita lakukan yaitu terlalu sering menggunakan pikiran kita untuk memikirkan perasaan negatif kita.

Ketika kita sedang dalam sebuah ketakutan, maka kemudian ketakutan itu kita pikirkan. Karena kita memikirkan apa yang kita rasakan, memikirkan ketakutan, pikiran kita pun semakin memperparah ketakutan itu. Berbagai imajinasi negatif muncul karena kita memikirkan ketakutan.

Akal dan logika pikiran harus mampu menang melawan perasaan negatif yang hadir pada diri kita. Jangan sampai kita justru menjadi hamba dari rasa yang negatif itu sehingga pikiran kita dikendalikan oleh perasaan negatif itu.

Ketika pikiran kita terlalu sering digunakan untuk memikirkan perasaan kita, maka kita sedang kalah. Pikiran kita harus mampu menjadi pemenang. Jangan pernah memikirkan rasa yang negatif yang hadir pada diri kita. Ajak semuanya untuk berubah menjadi lebih baik.

Pikiran kita harusnya memikirkan solusi, bagaimana perasaan itu bisa menjadi lebih baik. Pikiran kita harusnya menjadi petunjuk jalan agar kita bisa keluar dari kondisi negatif itu, bukan semakin terjebak dan memikirkan semua hal yang negatif itu.

Pikiran, logika, dan akal sehat itu selalu berpikir tentang apa yang terbaik, sementara rasa terlalu fokus pada apa yang membuat mereka merasa nyaman.

Rasa nyaman belum tentu selalu yang terbaik untuk diri kita. Para pemalas merasa nyaman ketika mereka tidur, padahal akal sehat mengatakan bahwa ketika kita menghabiskan sepanjang waktu hari untuk tidur, itu negatif.

Pada titik inilah pikiran kita harus menjadi pemenangnya. Jangan terlalu mengikuti dan memikirkan rasa negatif yang ada pada diri kita.

Kita harus mampu memilah rasanya manis yang diinginkan oleh rasa itu punya dampak baik atau buruk terhadap diri kita.

Jika ternyata dampaknya negatif, di sinilah tugas pikiran, tugas akal kita untuk mengurai dan menghentikannya.

3. Menghakimi kehidupan orang lain

Menghakimi kehidupan orang lain

Hal ketiga yang harus kita hindari ketika menggunakan pikiran kita adalah selalu memikirkan kesalahan orang lain, selalu menghakimi orang lain.

Ketika kita selalu berpikir dan mencari kesalahan orang lain, kita itu sedang berpindah sangat tidak produktif.

Karena kita selalu memikirkan kesalahan orang lain, menghakimi mereka, kita lupa memperbaiki diri dan kita merasa sehebat, sok benar, sok suci, sehingga kita tidak mengalami kemajuan.

Ketika kita muncul rasa penasaran tentang perilaku negatif orang lain dan pikiran berupaya untuk mencari tahu apa yang dia lakukan, kemudian menghakiminya, kemudian menuduh yang negatif pada dia, pada titik ini sebenarnya kita sedang mengalami kemunduran.

Kalaupun kita bertemu dengan sahabat kita, orang-orang kita yang melakukan keburukan, maka kita tidak perlu menghakimi mereka. Biarkan itu menjadi tanggung jawab mereka dengan Tuhan, tugas kita adalah mendoakan yang terbaik untuk mereka.

Kemudian kita berdoa mudah-mudahan kita senantiasa dijaga agar tetap berada dalam kebaikan. Ketika kita berupaya untuk menjustifikasi dan menghakimi kesalahan orang lain, kita itu sedang melakukan satu kesombongan bahwa kita merasa benar. Kita juga sedang lupa untuk fokus dan mengevaluasi diri.

Jadi, yuk berhati-hati dengan pikiran kita, hati-hati mengelolanya karena pikiran kita punya kekuatan yang sangat besar. Jika salah, pikiran akan menjadi penghambat dan penjara untuk kita.

Demikian artikel mengenai jangan gunakan pikiranmu untuk melakukan tiga yang menghambat kesuksesan.