Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kenapa Anak Orang Miskin Tetap Miskin Ketika Dewasa? Ini Penyebabnya!

Kita memang nggak bisa memilih lahir dari keluarga yang mana, kalau bisa memilih kita semua pasti ingin terlahir dari keluarga yang secara finansial memadai.

Sebagian dari kita terlahir dari situasi keluarga yang sulit dari sisi finansial, sebagian lain berada di posisi menengah, dan sebagian kecil dari mereka terlahir dengan penuh keberuntungan, tumbuh di keluarga yang secara finansial sangat kuat.

Pada akhirnya, perbedaan situasi finansial ini kemudian berlanjut pada saat kita memasuki usia dewasa. Sebagian besar dari orang-orang yang terlahir di keluarga miskin tetap stay dalam situasi dan kondisi itu.

Mereka mengalami kesulitan untuk bisa bangkit, keluar, dan memperbaiki situasi yang tidak menyenangkan itu.

Hasil riset menunjukkan bahwa 40% dari anak-anak yang terlahir dari keluarga miskin tetap miskin pada saat memasuki usia dewasa.

Hasil riset ini juga menunjukkan bahwa dari sisi income, 87% dari anak-anak yang terlahir dari keluarga miskin pada saat memasuki dunia kerja memiliki penghasilan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan keluarga yang mampu secara finansial.

Penyebabnya Anak Orang Miskin Tetap Miskin Ketika Dewasa

Kenapa Anak Orang Miskin Tetap Miskin Ketika Dewasa? Ini Penyebabnya!

1. Keterbatasan Akses Pendidikan Jadi Sumber Kemiskinan

Salah satu penyebab kenapa seseorang yang lahir dari keluarga miskin kemudian pada saat ia dewasa sulit untuk lepas dari jerat kemiskinan tersebut karena akses pendidikan yang mereka dapat pada saat kecil sampai dengan remaja sangatlah buruk.

Karena kondisi finansial yang nggak terlalu baik, mereka juga nggak mampu mengakses pendidikan terbaik. Mereka sekolah seadanya, bahkan kadang putus sekolah.

Kondisi ini menyebabkan ketika mereka memasuki dunia kerja, mereka merasa termarginalkan, dan sulit mendapatkan pekerjaan yang baik karena memang akses pendidikan yang mereka dapatkan juga nggak terlalu baik.

Pada akhirnya, ini menjadi satu lingkaran setan kemiskinan. Keluarga miskin menyebabkan seseorang sulit untuk mengakses pendidikan terbaik.

Akses pendidikan yang nggak terlalu baik membuat mereka sulit mendapatkan pekerjaan yang layak. Pada akhirnya, mereka juga mendapatkan gaji yang nggak terlalu baik.

Kemudian mereka tumbuh, berkeluarga, dan akhirnya ini menjadi sesuatu yang diwariskan secara terus-menerus.

Artinya, memperbaiki akses pendidikan menjadi kata kunci karena akses pendidikan yang baik dapat membuat seseorang memiliki kualitas diri yang juga lebih baik.

2. Rendahnya Kualitas Diri Menyebabkan Seseorang Tetap Miskin

Ketika berbicara tentang pendidikan, ini tidak hanya kita maknai sebagai pendidikan formal. Artinya, mungkin benar secara formal pendidikan mereka lebih rendah.

Tapi ternyata ada faktor lain, pendidikan informal yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri, seperti mengikuti pelatihan atau seminar, juga menjadi penentu lainnya.

Masalahnya, banyak orang yang setelah bekerja enggan untuk melakukan investasi dalam upaya meningkatkan kualitas diri.

Mereka enggan menghabiskan sebagian kecil dari uangnya untuk belajar, mengikuti pelatihan, atau mungkin mengambil pendidikan lebih lanjut.

Mungkin benar pada saat kecil mereka nggak bisa memilih pendidikan terbaik karena keterbatasan keluarga mereka, tapi setelah mereka bekerja di usia 20 atau 25 tahun, bukankah mereka bisa memilih untuk menggunakan sebagian uangnya untuk meningkatkan dan meng-upgrade kualitas diri? Sebenarnya ini yang menjadi penentunya.

Kita tahu banyak cerita orang-orang yang secara formal pendidikannya rendah, tapi mereka bisa sukses karena mereka punya niatan yang sangat serius untuk belajar.

Belajar dalam artian tidak hanya mengikuti pendidikan formal, tapi juga berbagai program pendidikan yang lain. Belajar dari orang lain, dari mentor, dari lingkungan. Pendek kata, upaya meningkatkan kualitas diri adalah salah satu penentunya.

Coba kita bayangkan, banyak orang berharap bisa bekerja di tempat yang baik, mendapatkan gaji dengan penghasilan yang layak.

Tapi dia lupa bercermin bahwa dari sisi kualitas diri, dia sebenarnya nggak terlalu baik. Atau kita balik, jika kita adalah pemilik perusahaan, apakah kita mau membayar gaji yang tinggi untuk karyawan yang tidak berkualitas?

Di titik inilah kenapa banyak orang yang terlahir dari keluarga miskin pada saat dewasa tetap miskin, walaupun pada saat itu mereka sudah bekerja, mereka sudah punya kemampuan untuk menghasilkan uang.

Tapi posisi income-nya stay hanya di situ-situ saja karena memang mereka tidak terbiasa untuk meningkatkan kualitas dirinya.

Mereka tidak terbiasa untuk belajar, mereka tidak terbiasa untuk meningkatkan skill dan keterampilannya.

Satu hal yang pasti, dunia itu berubah. Perubahan itu menuntut kesiapan kita, menuntut kemampuan kita untuk selalu menjadi lebih baik.

Untuk berbenah, untuk melakukan penguasaan teknologi, meng-upgrade keterampilan, dan itu semua hanya bisa kita lakukan jika kita mau membuka diri untuk terus belajar.