4 Kebiasaan Sehari-hari yang Tanpa Sadar Mengundang Masalah
Pernah enggak merasa kok masalah tiba-tiba datang semua ya dalam satu waktu? Masalah di kantor belum selesai, ada lagi masalah dengan teman. Masalah dengan teman belum beres, di rumah lagi menumpuk berbagai beban. Belum lagi masalah finansial.
Seolah semuanya datang tanpa permisi di satu waktu dan hidup ini terasa benar-benar sangat berat. Tanpa kita sadari, berbagai masalah yang seolah-olah tiba-tiba datang tanpa permisi dalam satu waktu itu sebenarnya karena kita yang mengundang.
Iya benar, ada banyak tindakan, ada banyak perilaku, ada banyak sikap yang setiap hari itu hakikatnya mengundang masalah. Berbagai perilaku itulah yang pada akhirnya membuat masalah-masalah itu datang silih berganti.
Pada artikel ini saya ingin membahas empat hal yang tanpa sadar kita lakukan ternyata justru mengundang banyak masalah. Apa saja keempat hal tersebut? Berikut ulasan lengkapnya.
1. Menunda waktu
Coba kamu cek kebiasaanmu, seberapa sering kita menunda waktu. Semakin sering kita menunda waktu, semakin banyak masalah yang menumpuk di kemudian hari.
Mungkin sekarang semuanya oke, baik-baik saja, tapi pada saatnya nanti ketika pekerjaan kantor menumpuk kemudian yang dilakukan dan tanggung jawab di rumah belum diselesaikan, kita pun merasa pusing, kita stres. Akhirnya hasil dari pekerjaan kita enggak baik.
Ketika hasil dari pekerjaan kita enggak baik, bukannya malah selesai justru nambah beban lagi, nambah problem lagi, begitu seterusnya.
Semakin sering kita menunda waktu, semakin kita mengundang banyak masalah datang pada hidup kita. Jadi coba dievaluasi, apa yang paling sering kamu tunda.
Misalnya gini, kamu secara finansial sering menunda nabung, harusnya sekarang nabung tapi kamu tunda, "udahlah bulan depan aja," terus begitu.
Pada akhirnya ketika anak sudah masuk kuliah dan butuh biaya, kita gak punya tabungan. Ini karena kita terlalu sering menunda waktu nabung tapi justru uangnya dipakai untuk yang lain.
Contoh lain ketika kamu waktunya bayar hutang tapi kamu tunda, "udahlah nanti aja." Uangnya sudah ada tapi kamu berpikir, "Nanti aja, masih bisa dipakai yang lainnya. Besok saja."
Ketika ternyata dalam sebuah kondisi uangnya terpakai dan kamu tetap belum bisa bayar hutang, ya ini nambah problem.
Intinya apapun itu, lakukan sekarang. Semakin kita menunda, artinya semakin kita mengundang masalah itu datang bersamaan.
2. Lari dari masalah
Hal kedua, kita sering lari dari masalah atau menghindari masalah. Ada kalanya masalah di rumah dengan istri, dengan pasangan, dengan teman, dengan keluarga itu bermula dari hal kecil yang harusnya kita komunikasikan dan kita omongin tapi kita nggak mau.
Ketika istri minta sesuatu kita malas mengatakan tidak karena kita tahu ketika kita mengatakan tidak pasti akan panjang, akan berdebat, karena kita malas berdebat.
Karena kita malas berdebat, karena kita malas mencari masalah kita pun menghindarinya. Tanpa sadar justru di sini kita sedang menumpuk masalah-masalah kecil itu.
Sama juga dengan di kantor, kadang ada keputusan dari pimpinan, dari sahabat, dari bos kita yang kita merasa ini nggak baik tapi kita diam dengan alasan kita nggak mau berkonflik.
Harusnya kita ngomong, harusnya kita diskusi, harusnya kita sampaikan. Tapi karena kita menghindar, kita malas terjebak dengan masalah konflik dengan bos, tanpa sadar justru di belakang hari itu muncul masalah-masalah berikutnya.
Atau ketika harusnya kamu menghadapi sesuatu tapi kamu menghindarinya. Misalkan kamu punya konflik dengan temanmu, harusnya kamu hari ini bisa ketemu, menyelesaikan, ngomong tapi kamu memilih menghindar, "udahlah nanti aja, besok saja."
Semakin kita menghindar, semakin kita lari dari masalah, semakin masalah itu akan mengejar kita. Ketika masalah pertama datang, kita bisa menghindar, kita bisa lari.
Ketika masalah kedua, kita masih kuat nih, masih kencang larinya. Tapi ketika masalah ketiga, kita sudah mulai lelah dan tiba-tiba tiga masalah yang tadi mengejar kita datang bareng-bareng.
Ini mirip seperti kita menghadapi sebuah badai dalam hidup, jika kita ibaratkan masalah sebagai badai, kita itu akan ketemu dengan berbagai badai.
Ketika kita bertemu dengan badai, kita punya dua pilihan: lari menghindar atau hadapi. Jika kita lari dan menghindar, mungkin kita masih bisa menghindari badai itu, tapi suatu hari ketika kita sudah lelah, badai itu juga akhirnya sampai kok pada kita.
Berapa banyak sih masalah yang sebenarnya bom waktu yang kita tumpuk sedikit demi sedikit karena kita menghindarinya, karena kita takut, karena kita berpikir acuh, karena kita cuek, sehingga tiba-tiba muncul sebagai sebuah bom yang meledak besar dan itu menghancurkan kita.
Ketika kita menghadapi badai itu memang capek, sakit, memang nggak nyaman. Tapi setelah badai itu berlalu semuanya akan baik-baik saja.
Mengambil tanggung jawab menghadapi masalah itu akan membuat beban kita memang capek di awal, tapi ringan kemudian.
Ini justru akan membuat kita selesai, akan membuat kita mampu menyelesaikan sedikit demi sedikit dan akhirnya masalah itu nggak bertumbuh.
3. Tidak pernah mau disalahkan
Hal ketiga yang bikin masalah sering bertumpuk datang dalam waktu yang sama adalah kita tidak pernah mau disalahkan, kita selalu mencari alasan.
Ketika dalam sebuah tim kita gagal kemudian ditanya oleh pimpinan, kita akan menjawab, "Bukan saya, Pak, yang salah, ini karena si Anu, ini karena si itu." Kita selalu mencari kambing hitam untuk permasalahan yang ada di depan kita.
Semakin kita menyalahkan orang lain, semakin kita mencari alasan, semakin kita mencari kambing hitam, semakin kita tanpa sadar mengundang masalah yang lebih besar datang pada hidup kita.
Ketika kita selalu menyalahkan orang lain, kita nggak mau belajar. Ketika kita selalu mencari alasan, kita juga nggak mau mempelajari apa sih yang membuat ini terjadi.
Karena kita nggak mau belajar, karena kita kemudian nggak punya ilmunya, akhirnya ketika masalah itu datang lagi, kita pun bingung, kita nggak siap.
Selama kita masih sering mencari alasan dan menyalahkan orang lain, selama itu masalah akan terus datang silih berganti.
4. Berpikir negatif
Hal keempat ini tentang prasangka pikiran kita, semakin sering kita berpikir negatif maka semakin masalah akan datang.
Pikiran kita punya kekuatan besar untuk mengundang hal-hal negatif pada hidup kita. Ketika kita berpikir, "Aduh, sial banget hari ini," maka kita sebenarnya sedang mengundang kesialan itu.
Ketika kita berpikir, "Aduh, ini pasti gagal," maka kita sedang merencanakan dan meminta kegagalan dalam hidup kita.
Pendek kata, hati-hatilah dengan pikiran kita, hati-hatilah dengan prasangka kita, hati-hatilah dengan kata-kata kita.
Karena kata-kata yang negatif, pikiran yang negatif, prasangka yang negatif akan menghasilkan realita yang negatif.