Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peluang Usaha di Desa yang Mampu Hasilkan Ratusan Ribu Perhari

Sering kita temui kutipan yang berbunyi: "Usaha atau ikhtiar tidak akan mengkhianati hasil." Sebenarnya, kalimat ini kurang tepat. 

Menurut saya, kalimat ini kurang benar karena banyak di antara kita yang sudah berusaha keras, tetapi tidak mendapatkan hasil yang diharapkan.

Ada petani yang bekerja keras, perhitungan usahanya sudah matang, eksekusi bisnisnya sudah bagus, tetapi pada akhirnya ketika panen, bukannya untung malah buntung atau rugi.

Padahal mereka sudah berusaha, sudah bekerja keras, tetapi hasilnya malah mengecewakan. Hal ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa tidak semua ikhtiar berbanding lurus dengan hasil.

Satu hal yang harus kita tanamkan dalam hati adalah bahwa ikhtiar merupakan tugas kita, sedangkan hasil akhir adalah ketentuan Allah.

Ini adalah prinsip yang harus kita jadikan acuan dalam hidup. Jika prinsipnya adalah bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil, maka seolah-olah jika usaha maksimal, hasilnya juga akan maksimal.

Realitas hidup tidak selalu seperti itu. Banyak orang yang sudah bekerja keras tetapi hasil usahanya hancur lebur.

Jika kita menggunakan prinsip yang menyerahkan hasil akhir pada ketentuan Allah, maka kita akan menjalani hidup dengan lebih ikhlas dan tenang. 

Kita akan lebih mudah menyikapi apapun hasil dari bisnis. Kita akan lebih mudah bangkit ketika gagal dan lebih mudah menerima kenyataan.

Jika kalian sudah memahami pola pikir yang saya jelaskan dia atas, maka dalam artikel ini saya akan berbagi 3 peluang usaha di desa yang bisa memberikan keuntungan ratusan ribu per hari.


Peluang Usaha Sampingan di Desa

Bensin eceran

Peluang Usaha di Desa yang Mampu Hasilkan Ratusan Ribu Perhari

Pada tanggal 3 September 2022, Indonesia dikejutkan dengan berita kenaikan harga BBM yang membuat masyarakat yang merasa sudah tenang dengan stabilnya harga BBM.

Efek dari kenaikan harga BBM ini sangat terasa, selain karena harga yang semakin tinggi, antrean di SPBU juga semakin panjang. Pada jam-jam tertentu, antrean bahkan sampai keluar gerbang SPBU.

Pertanyaannya adalah mengapa harga naik justru membuat antrean semakin panjang? Jawabannya, karena harga BBM eceran sudah tidak bersahabat. 

Harga BBM eceran umumnya adalah Rp12.000 per liternya, dan bagi masyarakat ini sangat terasa.

Pasalnya, sebelum mengalami kenaikan harga BBM hanya Rp7.650 di SPBU, tetapi setelah mengalami kenaikan, harganya menjadi Rp12.000 di penjual BBM eceran.

Jadi, perbandingannya sangat jauh, sehingga wajar kalau masyarakat lebih memilih mengisi BBM di SPBU meskipun antreannya sangat panjang.

Namun, ada satu cara agar bisnis bensin eceran tetap laris manis, bahkan bisa menarik sebagian pelanggan yang biasanya datang ke SPBU.

Caranya adalah dengan menjual bensin dengan harga murah, dengan mengambil keuntungan tipis. Misalnya, jika harga beli Rp10.000 per liter, maka bisa kalian jual dengan harga Rp10.500 per liter. Ini hanya contoh saja.

Dengan keuntungan sebesar Rp500 per liter, jika penjual bisa menjual 300 hingga 400 liter sehari, pasti bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan.

Misalnya, jika terjual 400 liter sehari dengan keuntungan Rp500 per liter, maka pendapatan bersih per hari adalah Rp200.000. Itu sudah cukup lumayan.

Jika memiliki dua cabang, pendapatan bersih bisa mencapai Rp400.000 per hari, sehingga dalam sebulan, keuntungan bisa mencapai Rp12 juta.

Jadi, strategi bisnisnya adalah dengan bermain di kuantitas. Meskipun hanya untung Rp500 per liter, jika terjual dalam jumlah besar, keuntungannya tetap lumayan.

Masyarakat juga berpikir, jika selisih hanya Rp500, maka tidak masalah mengisi bensin di penjual BBM eceran, daripada harus antre panjang di SPBU yang melelahkan dan memakan waktu.

Sehingga tips ini bisa dicoba karena penjualan bensin eceran merupakan salah satu ide bisnis yang selalu diminati pelanggan karena sudah menjadi kebutuhan hidup.

Budidaya cabe

Budidaya cabe

Usaha budidaya cabe sangat potensial untuk dijalani lantaran modal yang dikeluarkan relatif kecil, namun potensi keuntungannya cukup besar.

Bahkan ketika artikel ini diterbitkan, harga cabe mengalami kenaikan serentak akibat kenaikan harga BBM.

Maka dari itu, usaha budidaya cabe ini memang sangat potensial karena jika memulainya dari sekarang tentu momentumnya sangat tepat.

Misalnya seperti Pulong. Ketika banyak milenial mencoba berkarir di kantor, ia justru tertarik menjadi petani. Pria 25 tahun lulusan UGM ini bisa meraih omzet hingga 70 juta rupiah dalam sekali panen cabe.

Jenis cabe rawit yang ditanamnya mampu menghasilkan 5 kuintal hingga hampir 1 ton dalam satu kali masa panen.

Tentu ada kerja keras di balik keberhasilannya. Cabe tidak serta-merta menghasilkan banyak dan berkualitas. Pulong menerapkan ilmu yang didapatnya saat kuliah.

Untuk pupuk yang digunakan di kebunnya, Pulong mengandalkan pupuk kandang dari kotoran kambing.

Selain itu, Pulong juga rajin memberikan vitamin pada tanaman cabenya tersebut agar tetap subur dan terbebas dari segala penyakit tanaman.

Pulong juga menyatakan bahwa menjadi petani itu memang berat, tetapi di sisi lain, petani adalah mereka yang menyediakan pangan bagi kita semua.

Menurut Pulong, sebisa mungkin jangan bergantung pada impor untuk urusan pangan. Jadi, dengan ikut terjun dalam usaha budidaya cabe, selain mendapatkan penghasilan, kita juga turut serta dalam swasembada pangan.

Cilok

Cilok

Jangan salah, usaha cilok di pinggir-pinggir jalan juga potensial untuk dijalani.

Kesuksesan seseorang kadang tidak didapat begitu saja; berbagai perjuangan hingga jatuh bangun harus dijalani demi tetap bertahan hidup.

Itulah yang tergambar dari seorang Abdullah dari Sukabumi, seorang penjual cilok yang memiliki kisah yang cukup menginspirasi selama merintis usahanya dari nol.

Abdullah mulai merintis usaha cilok sejak 1986. Saat itu, modal usahanya sebesar 48.000 rupiah yang ia dapatkan dari pembayaran utang bos sebelumnya.

Dengan modal tersebut, ia mendapatkan 4 pikulan cilok. Tiga di antaranya dititipkan di tiga tempat yang berbeda, sementara satu pikulan ia jual sendiri.

Ia memikul sendiri jualan di sekolah. Kalau sudah habis, baru ia mengambil hasil dari yang dititipkan. Jadi, secara tidak langsung, ia memiliki empat cabang.

Hasil dari penjualan itu kemudian dibelanjakan lagi untuk dijual di hari berikutnya. Seiring berjalannya waktu, usahanya semakin ramai. Abdullah pun mulai merasa lelah melakukannya sendiri.

Abdullah pun mencari karyawan sejalan dengan usahanya yang semakin berkembang, hingga akhirnya dari 4 pikulan menjadi 12 pikulan.

Usahanya semakin melesat sehingga pendapatan pun semakin mengalir dengan deras. Hingga kini, dalam sehari ia bisa mendapatkan omzet sekitar 15 juta rupiah.

Bagi Abdullah, kunci sukses dalam usahanya adalah ulet, tekun, dan juga berani. Tiga hal ini menurutnya penting.

Kalau kita takut, usaha tidak akan berkembang. Yang penting adalah berani dan ulet. Begitu katanya.

Jadi, kita juga bisa mengambil tindakan dengan berani dan ulet mengikuti jejaknya, dengan terjun ke usaha jualan cilok.


Demikian artikel mengenai ide peluang usaha di desa yang bisa menghasilkan ratusan ribu dalam sehari, semoga bermanfaat ya