Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Hidup Bahagia dengan Mensyukuri yang ada

Cara Hidup Bahagia dengan Mensyukuri yang ada

Kadang, kita suka menyesalkan pikiran kita sendiri. Kita meninggikan hidup orang lain sampai harus merendahkan hidup kita sendiri.

Kita sering melihat orang lain dari sisi bahagianya saja, lalu membandingkan dengan hidup kita yang mungkin tidak sebahagia mereka.

Kita menganggap apa yang kita lakukan sia-sia, dan kita tidak pernah puas dengan apa yang kita miliki.

Melihat istri orang lain di media sosial, kita memuja mereka dan merendahkan istri sendiri. 

Saat melihat suami orang lain di media sosial, dalam hati kita berkata, "Coba ya suami saya seperti dia." Padahal mungkin suami orang itu tidak lebih baik dari suami kita dalam kehidupan nyata.

Kita mengeluh dengan pekerjaan kita dan melihat pekerjaan orang lain sebagai sesuatu yang luar biasa, padahal mungkin pekerjaan kita adalah impian bagi orang di luar sana yang tidak punya pekerjaan.

Hidup itu indah, hidup itu anugerah. Kenapa menjadi tidak indah dan tidak bahagia? Karena kita tidak pernah bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita.

Kita tidak mau menjadi diri sendiri. Kita enggan membuat cerita hidup kita sendiri karena merasa hidup kita ini adalah bencana.


Kita selalu ingin menjadi orang lain dan hidup seperti mereka. Kalau itu yang kita inginkan, yakinlah bahwa sampai mati pun kita tidak akan pernah bahagia.

Kamu mungkin ingin hidup seperti yang kamu impikan, mungkin karena melihat artis terkenal di acara TV dan ingin menjadi seperti mereka. 

Melihat YouTuber terkenal dengan koleksi mobil miliaran, kamu ingin menjadi mereka.

Melihat pasangan tampan menikah dengan artis cantik, kamu berkhayal, "Coba pasangan saya seperti itu." Menonton film percintaan, kamu berharap kisah cintamu bisa seperti itu.

Coba kamu bayangkan jika kamu bisa memiliki semuanya: terkenal seperti Raffi Ahmad, memiliki koleksi mobil miliaran seperti Atta Halilintar, memiliki pasangan setampan Hamish Daud dan secantik Raisa, dan memiliki hubungan yang kekal seperti Pak Habibie dan Ainun.

Tapi bayangkan saja. Itu semua tidak perlu terjadi karena memang tidak mungkin. Punya impian itu boleh-boleh saja, tapi memiliki semuanya sepertinya tidak mungkin. 

Sangat tidak adil rasanya hanya ingin sesuatu yang enak tetapi tidak ingin hal yang kamu tidak sukai.

Jangan habiskan waktumu hanya untuk membayangkan apa yang tidak akan pernah terjadi padamu. Jangan buang sisa hidupmu dengan terus membandingkan dirimu dengan kesuksesan orang lain.

Kembalilah ke realita, kamu tidak akan pernah menjadi seperti mereka. Setiap orang lahir berbeda.


Manusia tidak diciptakan sebagai salinan di dunia ini, manusia selalu diciptakan dengan perencanaan, dari awal hingga akhir. Selalu ada maksud mengapa kita berada di dunia ini.

Kamu terlalu sibuk menghabiskan waktu untuk mencari jati diri, padahal yang kamu cari selama ini adalah dirimu sendiri,.

Menjadi diri sendiri itu lebih terhormat daripada harus menjadi salinan orang lain. 

Jadilah dirimu sendiri karena Allah menciptakan semua individu sempurna. Hidupmu mungkin terasa tidak sempurna karena kamu selalu ingin menjadi orang lain.

Tidak usah bertopeng. Bayangkan jika kamu selalu harus memakai topeng ke mana-mana. Pasti rasanya sangat tidak nyaman.

Tidak perlu menjadi orang lain untuk dihormati, tidak perlu menjadi orang lain untuk dicintai. Kamu tidak akan mendapatkan cinta sejati dan hormat orang lain jika hidupmu penuh kepalsuan.

Kamu bisa mendapatkan hormat dan cinta orang lain jika kamu mau menjadi dirimu sendiri, apa adanya.

Tidak usah berpura-pura pintar, karena itu sama saja dengan mengakui bahwa kamu merasa bodoh. Tidak usah malu terlihat sederhana, tapi malulah saat kamu berpura-pura kaya.

Nongkrong di tempat mahal dan keren hanya untuk tampil di Instagram Stories, membeli barang-barang mewah supaya terlihat dikagumi orang, padahal barang-barang itu palsu. 

Melakukan itu semua hanya untuk mendapat respek dari orang lain? Tidak! Mereka tidak peduli, karena orang lebih peduli pada diri mereka sendiri.


Sebenarnya, uangmu selalu cukup untuk hidup, tapi uangmu tidak akan pernah cukup jika harus memenuhi gaya hidup yang kamu kejar.

Melihat orang lain tidak akan pernah membuatmu puas. Hai, kawan, hidup ini terlalu bernilai, jadi jangan habiskan sisa usiamu hanya untuk terlihat hebat di depan orang lain.

Jangan habiskan sisa umurmu hanya demi mendapat pengakuan dari orang lain.

Hidup itu sebenarnya murah, namun label merek yang membuatnya mahal. Hidup itu sebenarnya sederhana, yang membuat rumit itu gengsi kita, kawan.

Jadilah dirimu yang sesungguhnya. Jangan pernah ambil pusing dengan kata-kata orang, karena Albert Einstein pernah berkata, "Kadang manusia itu hanya punya mulut, tapi tidak punya otak."

Berdamailah dengan dirimu sendiri. Kamu tidak akan pernah bahagia jika selalu membandingkan dirimu dengan orang lain.

Manusia diciptakan dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Membandingkan diri hanya membuatmu tidak menghargai dirimu sendiri. Membandingkan juga membuatmu tidak pernah mensyukuri apa yang Tuhan berikan.


Temukan potensimu, temukan kelebihanmu, dan temukan keunikanmu. Kembangkan terus apa yang kita punya.

Karena hakekat sesungguhnya dari menjadi diri sendiri adalah kita harus mengoptimalkan potensi dan bakat yang kita miliki tanpa harus merubah keunikan atau mengikuti orang lain.

Hiduplah dengan ceritamu sendiri, bahagialah dengan panggungmu sendiri. Nikmati kelebihanmu dan perbaiki kelemahanmu.

Kamu akan bahagia bila hidup penuh rasa syukur dan mau menerima apa adanya dari dirimu. Kita harus selalu menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.