Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kuasai 10 Skill Ini dan Raih Kesuksesan di Masa Depan

Kalian tahu enggak kesamaan orang sukses itu adalah punya keunggulan dan menguasai keterampilan-keterampilan penting.

Bayangin kalau kalian tahu dan punya 10 keterampilan yang bakal berguna seumur hidup ini, maka hidup kalian jadi lebih mudah.

Tapi saya yakin kalian pasti banyak yang belum tahu atau belum menyadari pentingnya semua keterampilan ini. Atau mungkin kalian sudah tahu tapi belum menerapkannya.

Maka dari itu simak baik-baik karena dalam artikel ini kita akan bahas 10 keterampilan paling berharga yang bisa kalian kuasai yang dampaknya besar banget buat kehidupan pribadi dan profesional kalian.

Dan begitu kalian menguasainya, keterampilan-keterampilan ini bakal terus bermanfaat selamanya. Oke, sudah siap naik level? Baca terus artikel ini sampai selesai ya.

10 Skill Untuk Sukses

1. Belajar Cara Belajar

Belajar Cara Belajar
Foto: freepik

Kalian pernah enggak sih merasa stuck pas lagi belajar sesuatu yang baru? Kayak sudah belajar mati-matian tapi enggak ada progres yang berarti.

Nah, ternyata itu tandanya kalian belum menguasai keterampilan "belajar cara belajar" ini. 

Belajar cara belajar itu maksudnya gimana sih? Jadi intinya kalian harus paham gimana cara otak kalian menyerap informasi dengan optimal. Karena setiap orang punya gaya belajar yang beda-beda. 

Ada yang lebih gampang paham kalau dijelasin secara visual, ada yang harus dengar penjelasan, ada juga yang mesti praktik langsung.

Gini deh analoginya, belajar itu ibaratnya mendaki gunung. Kalau kita enggak tahu jalurnya, enggak bawa perlengkapan yang sesuai, pasti bakal susah banget sampai ke puncak.

Tapi begitu kita sudah paham, punya peta yang jelas, bawa peralatan lengkap, pasti perjalanan kita jadi lebih lancar kan.

Makanya dengan menguasai keterampilan belajar cara belajar ini, apapun yang ingin kalian pelajari jadi lebih cepat dikuasai.

Ini benar-benar keterampilan fundamental yang bakal bikin proses pengembangan diri kalian jadi lebih cepat. 

Bahkan ada penelitian yang nunjukin anak-anak yang diajarin keterampilan ini, prestasi akademisnya meningkat pesat loh dibanding yang enggak.

Jadi jangan ragu buat luangin waktu, ngulik dan eksplorasi gaya belajar yang paling cocok buat kalian ya. Ini investasi jangka panjang yang enggak bakal bikin rugi deh.

2. Kemampuan Beradaptasi

Kemampuan Beradaptasi
Foto: freepik

Skill selanjutnya yang enggak kalah penting nih, yaitu kemampuan beradaptasi. Soalnya zaman sekarang ini semuanya berubah dengan cepat.

Teknologi, tren, cara kerja, semuanya dinamis. Kalau enggak bisa beradaptasi, bisa-bisa kita ketinggalan kereta nih.

Gini deh, coba bayangkan gimana rasanya kalau dilempar ke tengah hutan belantara yang sama sekali asing buat kita. Pasti di pikiran kita cuma satu, "Aduh gimana ya caranya bertahan hidup di sini."

Nah, situasi kayak gitu tuh mirip banget sama situasi yang sering banget kita hadapi sehari-hari. Buat kalian yang masih kuliah pasti tahu banget kan perubahannya sekarang seberapa masif.

Belajar yang tadinya tatap muka, eh tiba-tiba mesti online. Buat yang sudah kerja juga sama aja, meeting yang tadinya harus di kantor sekarang bisa dari rumah.

Belum lagi kalau kita ngomong soal teknologi, ya itu mah berubahnya udah kayak kedipan mata aja saking cepatnya.

Nah, makanya kalau mau tetap eksis dan enggak gampang kudet, kita harus punya keterampilan adaptasi yang tinggi. Caranya tuh bisa dimulai dari yang simpel dulu.

Misalnya, kayak berani keluar dari zona nyaman, belajar hal-hal baru, atau enggak gampang nolak perubahan.

Ada tuh kutipan bagus dari Charles Darwin yang bilang "Bukan yang terkuat atau terpintar yang akan bertahan, tapi yang paling adaptif terhadap perubahan".

Jadi intinya, mau enggak mau, suka enggak suka, kita mesti harus bisa beradaptasi kalau mau survive.

3. Kecerdasan Emosional alias EQ

Kecerdasan Emosional alias EQ
Foto: freepik

Nah, sekarang kita beralih ke keterampilan yang sering banget diremehkan, yakni kecerdasan emosional alias EQ. Jangan salah loh, faktanya EQ itu sama pentingnya, bahkan kadang lebih penting dari IQ.

Masih banyak tuh yang ngira kalau jago di sekolah dapat nilai bagus, langsung dijamin sukses. Padahal enggak, sukses itu bukan cuma soal kemampuan akademis saja.

Tapi lebih ke bagaimana kita bisa mengelola emosi, berempati sama orang lain, dan bekerja sama dalam tim.

Gini deh, kalian pasti pernah kan ketemu sama orang yang pintar banget tapi sombong dan enggak bisa kerja bareng, atau yang emosinya meledak-ledak tapi sekalinya dapat tekanan langsung stres berat. Nah, orang kayak gitu biasanya EQ-nya lebih rendah, meskipun IQ-nya tinggi. 

Ada tuh penelitian dari Universitas Harvard hasilnya menunjukkan kalau keterampilan lunak kayak EQ menyumbangkan dua kali lipat lebih besar dibandingkan keterampilan teknis kayak IQ untuk kesuksesan seseorang. Ngaruh banget kan?

Intinya sih, dengan kecerdasan emosional yang tinggi, kita bisa tetap tenang dan berpikir jernih dalam situasi apapun. Kita juga jadi lebih peduli dan pengertian sama orang lain.

Nah, ini nih kualitas yang banyak dicari sama perusahaan, bahkan lebih dari kemampuan teknis.

4. Keterampilan Komunikasi yang Efektif

Keterampilan Komunikasi yang Efektif
Foto: freepik

Nah, setelah kecerdasan emosi kita lanjut ke keterampilan komunikasi yang efektif. Buat kalian yang ingin sukses di karir atau bisnis, ini tuh kemampuan yang wajib banget dikuasai.

Komunikasi yang efektif itu bukan cuma ngomong lancar loh, tapi lebih ke bagaimana caranya kita bisa menyampaikan pesan dengan jelas, ringkas, dan persuasif.

Jadi orang yang kita ajak ngobrol tuh bisa langsung paham dan tergerak buat melakukan apa yang kita mau.

Gampangnya tuh gini, coba deh ingat-ingat. Pasti kalian pernah kan ngalamin lost in translation gitu.

Maksudnya, apa yang ada di kepala kita sebenarnya sudah jelas banget, tapi begitu diucapkan jadi rancu dan malah bikin bingung yang dengerin. Nah, itu tandanya komunikasi kita belum efektif.

Atau pernah enggak sih, kita ingin banget membujuk seseorang buat melakukan sesuatu tapi ternyata respons mereka datar aja.

Nah, makanya kalau ingin ide dan keinginan kita bisa dimengerti dengan baik sama orang lain, kita harus asah kemampuannya. 

Berikut adalah beberapa tips yang bisa kalian coba:

  • Sebelum ngomong coba deh perjelas dulu apa sebenarnya yang mau kita sampaikan. Apa sih intinya? Terus, apa fakta dan data pendukungnya?

  • Pilih kata-kata yang simpel dan gampang dipahami. Jangan pakai istilah yang terlalu teknis atau berbelit-belit.

  • Latih gimana caranya ngomong yang persuasif. 

  • Jangan lupa buat selalu dengerin dan perhatikan respons mereka. 

5. Seni Menjual dan Negosiasi

Seni Menjual dan Negosiasi
Foto: freepik

Keterampilan selanjutnya yang enggak boleh dilewatkan nih, yaitu seni menjual dan negosiasi. Karena menjual dan negosiasi itu bukan cuma berlaku di dunia bisnis aja loh.

Coba deh sekarang pikirin, dalam kehidupan sehari-hari kalian pasti pernah dong menjual ide, opini, atau bahkan diri kalian sendiri.

Entah itu pas lagi interview kerja, PDKT sama gebetan, ataupun lagi meyakinkan ortu buat dapat izin hangout.

Nah, itu semua sebenarnya bentuk penjualan, dan itu artinya mau enggak mau, sadar enggak sadar, seni menjual dan negosiasi itu sudah jadi bagian dari hidup kita sehari-hari. Makanya penting banget buat kita kuasai keterampilan ini.

Terus, keterampilan negosiasi juga enggak kalah penting loh. Ini tuh soal gimana kita bisa mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan buat kedua belah pihak.

Bayangin deh, dari tawar-menawar harga di pasar sampai deals bisnis bernilai miliaran, semua perlu negosiasi kan? Tips buat jago negosiasi tuh sebenarnya simpel aja sih.

  • Riset dulu sebanyak mungkin tentang apa yang mau kita negosiasikan.

  • Cba tebak apa kira-kira keinginan dan kebutuhan pihak lawan.

  • Tetap tenang dan jangan gampang terpancing emosi.

  • Jangan takut buat ngasih dan nerima tawaran.

Jadi kesimpulannya, seni menjual dan negosiasi itu emang seni. Butuh latihan berkali-kali, peka sama lawan bicara, dan kreatif buat saling menguntungkan. Tapi begitu kalian sudah jago, percaya deh, hidup jadi lebih gampang.

6. Mendengarkan dengan Seksama

Mendengarkan dengan Seksama
Foto: freepik

Nah, sekarang kita lanjut ke keterampilan yang sering banget diabaikan nih, yaitu mendengarkan dengan seksama. Jangan salah loh, mendengarkan orang tuh beda banget sama sekadar mendengar.

Coba deh sekarang kalian pikir, berapa banyak sih orang di sekitar kita yang benar-benar memperhatikan dan paham sama apa yang sebenarnya kita omongin? 

Yang enggak cuma manggut-manggut aja tapi sebenarnya pikiran mereka ke mana-mana, dikit banget kan?

Maka dari itu mendengarkan dengan seksama alias active listening itu ternyata enggak gampang. Butuh fokus, empati, dan kesabaran ekstra.

Karena sebenarnya semua orang itu pengin banget didengarkan dan dimengerti. Ada pepatah lama yang bilang, "Tuhan ngasih kita dua telinga dan satu mulut supaya kita lebih banyak mendengarkan daripada berbicara."

Jadi intinya, dengan jadi pendengar yang baik, kita sebenarnya lagi membangun komunikasi dan hubungan yang lebih dalam sama orang lain. Mau itu sama pasangan, keluarga, teman, atau rekan kerja.

Terus gimana sih caranya supaya kita bisa jadi good listener? Ada beberapa tips nih yang bisa dicoba.

  • Fokus 100% sama lawan bicara kita. Simpan dulu tuh HP, jangan lirik-lirik layar laptop, tatap mata mereka, dan kasih respons yang tepat.

  • Coba deh listen between the lines. Maksudnya, jangan cuma dengarkan kata-katanya aja, tapi juga perhatiin nada bicara, ekspresi wajah, sama bahasa tubuh mereka.

  • Jangan buru-buru memotong pembicaraan atau ngasih solusi. Kadang orang tuh cuma butuh divalidasi dulu perasaannya, bukan langsung dikasih obat.

  • Kalau sudah selesai, coba ulangi poin-poin utama yang mereka sampaikan.
Jangan lupa juga buat open minded dan enggak judgemental. Setiap orang kan punya pandangan dan pengalaman hidup yang beda-beda.

Jadi, dengan mendengarkan aja dulu, pahami perspektif mereka, baru deh kasih masukan kalau emang diminta.

Ingat-ingat kata bijak dari Ernest Hemingway, "Saat orang lain berbicara, dengarlah secara utuh, kebanyakan orang bahkan tidak pernah mendengarkan." Jangan sampai ya kita jadi kebanyakan orang yang dia maksud.

7. Motivasi Diri

Motivasi Diri
Foto: freepik

Nah, sekarang kita masuk ke keterampilan yang terberat nih, yaitu motivasi diri. Berat kenapa? Karena sebenarnya musuh terbesar kita dalam mencapai sukses ya diri kita sendiri.

Soalnya seringkali yang bikin kita terhambat dan enggak maju-maju tuh kendala internal, bukan eksternal.

Coba deh sekarang kalian ingat-ingat, berapa kali sih dalam sehari kita ngobrol sama diri sendiri? Entah itu lagi mikirin tugas kantor, lagi overthinking sama pasangan, atau bahkan sebelum tidur.

Nah, isi obrolan kita sama diri sendiri itu sebenarnya sudah jadi semacam self-talk atau sugesti buat bawah sadar kita loh.

Kalau obrolan kita positif, optimis, dan penuh semangat, ya itu artinya motivasi internal kita lagi bagus-bagusnya.

Tapi kalau yang muncul malah kekhawatiran, pesimisme, sama alasan-alasan ya jangan heran kalau kita jadi malas ngapa-ngapain.

Ada penelitian menarik tentang Pygmalion Effect yang dilakukan sama Robert Rosenthal. 

Jadi ceritanya dia ngasih tahu guru-guru kalau murid-murid tertentu itu punya potensi lebih dibanding yang lain. Padahal sebenarnya itu random aja. Eh, hasilnya benar-benar terjadi deh.

Murid-murid yang dikasih label berpotensi itu nilainya jauh lebih bagus dari yang lain. Nah, itu dia  self talk yang positif sebenarnya jadi semacam Pygmalion Effect juga buat diri kita sendiri.

Kalau kita yakin dan terus bilang ke diri sendiri kalau kita pasti bisa, ya kemungkinan besar bakalan kejadian beneran.

Karena yang namanya motivasi itu kan datangnya dari pikiran dan hati kita sendiri. Jadi mulai detik ini coba deh lebih aware sama obrolan kita sama diri sendiri.

Ganti tuh kata-kata yang pesimis jadi optimis, yang tadinya "Aduh, gue enggak bisa" jadi "Gue pasti bisa kalau berusaha," atau yang awalnya "Ini terlalu susah" jadi "Ini tantangan yang harus gue taklukkan."

8. Disiplin Diri

Disiplin Diri
Foto: freepik

Disiplin diri itu penting banget buat kesuksesan kita, karena kalau enggak disiplin, rencana dan target kita sih boleh tinggi, tapi ujung-ujungnya enggak bakalan kesampaian. 

Soalnya kan yang namanya rencana itu harus dieksekusi konsisten setiap hari. Nah, di sinilah disiplin diri berperan.

Itu dia bedanya orang sukses sama orang biasa. Yang sukses tuh selalu mengutamakan disiplin di atas segalanya.

Mereka melakukan apa yang harus dilakukan bahkan ketika sebenarnya malas banget. Mereka tetap menjalani rencana, bahkan ketika enggak ada yang lihat.

Tapi tenang, disiplin itu juga bukan berarti jadi kaku dan enggak fleksibel ya. Maksudnya kita bisa kok sesekali reward diri sendiri kalau sudah konsisten.

Misalnya kalau sudah seminggu penuh rajin olahraga, hari Minggu bolehlah makan sepuasnya sambil nonton Youtube seharian.

Ada nih quote dari Jim Rohn yang bagus banget: "Disiplin adalah jembatan antara tujuan dan pencapaian." 

Jadi sebenarnya disiplin itu ibarat jembatan yang menghubungkan kita pada kesuksesan. Tanpa ada jembatan itu, sebagus apa pun tujuan kita di seberang sana ya enggak bakalan nyampe-nyampe.

Percaya deh, kalau kita sudah jago mendisiplinkan diri sendiri, bakal lebih gampang mengejar semua mimpi-mimpi kita. Karena kata kuncinya cuma satu "konsisten".

9. Manajemen Waktu

Manajemen Waktu
Foto: freepik

Sekarang kita masuk ke keterampilan yang sangat krusial nih, yaitu manajemen waktu. Ini tuh sebenarnya pengembangan dari keterampilan disiplin diri yang tadi sudah kita bahas.

Intinya gimana caranya kita mengoptimalkan waktu yang terbatas supaya bisa mencapai target maksimal dalam satu hari.

Sering banget kan kita dengar orang bilang, "Ah, kurang waktu nih," atau "Gila, sibuk banget gua seharian."

Padahal kalau kita periksa lagi, banyak juga tuh waktu yang sebenarnya terbuang sia-sia. Entah karena kelamaan nongkrong ngobrol enggak jelas, scroll-scroll sosmed sampai lupa waktu, atau sengaja nunda-nunda.

Nah, makanya manajemen waktu itu penting banget untuk kita kuasai. Ada beberapa tips nih yang bisa kita coba buat mulai mengelola waktu dengan lebih efektif.

  • Bikin skala prioritas. Di awal hari, coba deh list dulu apa aja yang harus dilakukan hari itu, mana yang paling krusial dan penting, mana yang bisa ditunda.Kalau bisa sih, kerjain yang paling susah dulu deh di pagi hari biar nanti sorenya lebih santai.

  • Buat jadwal harian. Kalau kita cuma mengandalkan memori aja, pasti bakal ada yang kelewat. Jadi biasakan nulis jadwal harian, entah di buku agenda atau pakai apps kayak Google Calendar atau Google Keep.

  • Hindari multitasking. Ini tuh mitos banget, katanya multitasking bikin kita lebih produktif. Faktanya otak kita lebih optimal kalau fokus ngerjain satu hal dalam satu waktu.

    Jadi daripada ngurusin lima hal sekaligus dengan hasil setengah-setengah, mending selesaikan dulu satu hal sampai tuntas, baru pindah ke tugas berikutnya.

  • Belajarlah untuk bilang tidak pada hal-hal yang enggak penting. Ini susah banget karena kadang kita enggak enak sama orang lain atau enggak mau dibilang enggak suportif.

    Tapi percaya deh, kalau memang bukan prioritas kita, ya enggak apa-apa untuk nolak dengan sopan. Orang lain juga pasti paham kok.

Ada kutipan terkenal dari Peter Drucker "Sampai kita bisa mengatur waktu, kita tidak bisa mengatur hal lain."

Pokoknya manajemen waktu yang baik itu adalah tentang kerja cerdas, bukan cuma kerja keras. Gimana caranya supaya kita bisa mencapai hasil maksimal dalam waktu yang minimal. 

Jadi kunci suksesnya ya cuma tiga itu tadi: tentukan prioritas, komitmen sama jadwal, dan fokus ngerjain satu hal dalam satu waktu.

10. Menghargai Diri Sendiri

Menghargai Diri Sendiri
Foto: freepik

Mau sesukses apa pun kita, sepintar apa pun, seproduktif apa pun, kalau enggak punya rasa hormat sama diri sendiri, ya sama aja bohong.

Menghargai diri sendiri itu adalah tentang memperlakukan dan memandang diri kita dengan penuh martabat. 

Enggak melulu soal ngegas terus atau jadi egosentris ya, tapi lebih ke arah knowing our self worth dan enggak gampang diinjak-injak sama orang lain. 

Coba deh, sekarang tanya sama diri kalian masing-masing, sudah cukup respek belum sih sama diri sendiri?

Pernah enggak merasa insecure sampai akhirnya meragukan kemampuan diri atau malah terlalu sering minta validasi dari orang lain atas setiap pencapaian kita?

Nah, itu tandanya kita masih perlu kerja keras untuk membangun self respect kita. Karena kalau sudah kuat rasa hormatnya sama diri sendiri, apapun kata orang, kita enggak akan goyah.

Mau dipuji alhamdulillah, tapi kalau dikritik atau ditolak pun kita tetap bisa move on karena yakin sama nilai diri sendiri.

Ada quote dari Joan Didion, "Untuk membebaskan diri kita dari ekspektasi orang lain, untuk mengembalikan diri kita sendiri, di situlah letak kekuatan besar dari harga diri."

Betul banget kan? Self respect itu ibarat pertahanan kita dari ekspektasi dan penilaian orang lain yang enggak perlu.

Dengan menghargai diri sendiri, kita jadi bisa leluasa mengejar apa yang menurut kita baik dan benar, bukan yang dipaksakan sama lingkungan sekitar.

Terus gimana sih cara membangun self-respect yang kuat itu?

  • Coba kenali dulu strength dan weaknesses kita. Pahami betul apa yang jadi kelebihan kita supaya kita bisa lebih percaya diri.
    Tapi di saat yang sama, juga sadari apa kekurangan kita agar kita bisa terus improve dan enggak jadi arogan.

  • Belajarlah untuk ngasih batasan dan berani bilang tidak kalau memang dirasa enggak sesuai dengan nilai-nilai kita.

  • Jangan lupa untuk selalu bersikap baik dan penuh kasih sayang pada diri kita sendiri.
    Kita semua pasti pernah salah, gagal, atau enggak sesuai ekspektasi, tapi bukan berarti kita layak dicaci maki, apalagi sama diri sendiri.

    Coba deh, posisikan diri kita sebagai sahabat terbaik buat diri sendiri. Kalau kita lagi down, ya hibur.

    Kalau kita lagi stuck, ya semangatin. Pokoknya perlakukan diri kita sebaik kita memperlakukan orang-orang yang kita sayangi.

  • Biasakan diri untuk merayakan setiap keberhasilan kecil yang sudah kita capai. Entah itu berhasil bangun pagi tepat waktu, beres ngerjain tugas berat, atau bisa konsisten olahraga seminggu penuh.

    Dengan menghargai progres sekecil apa pun, kita memupuk rasa cinta dan respek ke diri sendiri. Lama-lama, kita jadi lebih yakin dan paham bahwa kita mampu melakukan banyak hal hebat.

Di akhir pembahasan tentang self respect ini, coba deh kita renungkan quote dari Roy T. Bennett, "Hargai dirimu dengan cukup untuk menjauh dari apapun yang tidak lagi bermanfaat bagimu, tidak lagi membesarkanmu, atau membuatmu bahagia."

Karena menghargai diri sendiri itu bukan cuma soal merasa baik tentang pencapaian kita. Lebih dari itu, self respect adalah tentang berani ambil keputusan untuk hidup yang lebih berkualitas.

Apapun itu keputusannya, selama kita sudah kenali dan respek pada diri sendiri, niscaya enggak akan nyesel deh.

Jadi gimana nih setelah kita bahas tuntas 10 skill yang bakal berguna seumur hidup ini? Semoga pada dapat pencerahan ya dan makin termotivasi untuk terus upgrade diri.

Nah, sekarang coba deh kalian pilih satu dari 10 skill tadi yang menurut kalian paling perlu diasah lagi dalam hidup kalian.