5 Indikator Penting untuk Melakukan yang Terbaik dan Sungguh-Sungguh Menuju Sukses
Sebagai manusia, tugas kita adalah melakukan yang terbaik apa pun itu. Ketika kita melakukan dengan sebaik-baiknya dan sungguh-sungguh, maka insya Allah hasilnya juga baik.
Sukses dibangun dari proses. Proses terbaik yang kita lalui akan menghasilkan hasil baik juga. Namun, pertanyaannya, sudahkah kita melakukan semuanya dengan sebaik-baiknya?
Sudahkah kita melakukan semuanya dengan sungguh-sungguh atau jangan-jangan kita hanya merasa melakukan yang terbaik?
Kita hanya merasa melakukan semuanya dengan sangat sungguh-sungguh, realitanya tidak. Mungkin inilah yang membuat kita gagal.
Coba evaluasi diri, apakah selama ini kita benar-benar sudah sangat sungguh-sungguh atau baru merasa sungguh-sungguh.
Apakah kita sudah melakukan yang terbaik atau baru merasa yang terbaik. Jangan-jangan yang membuat kita gagal karena kita salah mempersepsikan ini semua.
Foto: freepik |
Pertanyaannya, apa indikator ketika kita melakukan yang terbaik? Apa indikasi bahwa kita sudah melakukan semuanya dengan sangat sungguh-sungguh, bukan sekadar merasa yang terbaik atau merasa sungguh-sungguh?
Sebelum kami menjelaskan indikator yang menunjukkan bahwa kita sudah sangat sungguh-sungguh, bahwa kita sudah melakukan yang terbaik, coba kita evaluasi diri dan coba ingat-ingat kembali.
Apa yang menjadi keinginan terbesar kamu, yang menjadi tujuan dalam hidup kamu yang sudah kamu upayakan dengan sungguh-sungguh.
Kemudian evaluasi, apakah kita sudah benar-benar atau baru merasa sungguh-sungguh. Coba bandingkan kapan kamu mendapatkan kesuksesan dalam proses dan kapan kamu mendapatkan kegagalan.
Dari kedua kondisi itu kamu bisa melakukan perbandingan dan komparasi sekaligus juga melakukan refleksi diri.
Indikator Bahwa Kita Sudah Sungguh-sungguh
1. Pengetahuan
Foto: freepik |
Indikator pertama adalah pengetahuan. Sebaik apa pun kamu berusaha, tapi kalau kamu tidak punya pengetahuan, itu omong kosong.
Jangan-jangan salah satu yang membuat kita gagal selama ini karena memang pengetahuan kita pas-pasan. Bahkan kita tidak mengerti dengan apa yang kita lakukan.
Coba kita evaluasi bersama, kapan kita gagal atau mendapatkan kegagalan. Apakah kalian sudah melakukan semuanya dengan pengetahuan yang cukup?
Jangan-jangan selama ini usaha yang kalian lakukan belum diikuti dengan pengetahuan yang mumpuni.
Saya ingat ada seorang teman saya. Dia bekerja sebagai seorang tenaga pemasar yang sudah cukup lama. Dia bekerja di situ hampir 10 tahun.
Kemudian saya mencoba diskusi dengan dia. Saya bertanya beberapa hal tentang produk dan tentang apa yang dia lakukan selama ini.
Ternyata ketika saya bertanya secara detail tentang beberapa produk yang harusnya dia mampu menguasai, dia tidak mampu menguasai itu.
Coba kamu bayangkan seorang tenaga pemasar yang sudah bekerja 10 tahun tapi pengetahuan dia tentang produk ya cuman segitu-gitu aja.
Tidak mencerminkan bahwa dia itu benar-benar sangat menguasai produk itu dan tidak mencerminkan bahwa dia itu sudah bekerja selama 10 tahun.
Mungkin ini yang membuat dia tidak sukses. Mungkin ini yang bikin dia tidak naik karirnya karena pengetahuannya yang sangat terbatas.
Harusnya ketika kita bekerja selama 10 tahun, kita itu sudah benar-benar mengetahui luar dalam apa produk yang kita pasarkan.
Jika ternyata kita tidak ngerti dengan apa yang kita jual, lantas bagaimana kita bisa meyakinkan orang untuk membeli produk kita.
Ini contoh bahwa banyak orang ternyata tidak sungguh-sungguh dan tidak melakukan yang terbaik karena pengetahuan mereka terbatas.
2. Keterampilan
Foto: freepik |
Indikator kedua adalah keterampilan. Apakah keterampilan kamu sudah cukup baik untuk menunjang proses yang kamu jalani?
Kita kembali pada contoh yang tadi saya ceritakan, bahwa salah satu teman saya ternyata selama ini dia lebih fokus untuk membangun keterampilan komunikasi dan membangun keterampilan berinteraksi dengan orang lain.
Dia punya jaringan yang luar biasa, dia punya kenalan yang sangat banyak. Tapi sayang, kemampuan dia untuk melakukan closing, untuk membuat orang melakukan call to action, untuk mengeksekusi dan membeli produk itu lemah.
Dia membangun jejaring yang keren tapi ketika memanfaatkan jejaring itu untuk mengeksekusinya menjadi aksi pembelian itu sedikit lemah.
Maka di titik ini, usaha sungguh-sungguh yang terbaik itu tidak hanya diikuti oleh pengetahuan, tapi juga oleh keterampilan.
3. Fokus
Foto: freepik |
Indikator ketiga adalah fokus. Fokus kita menentukan prioritas kita. Ketika kita menganggap ini penting dan ini prioritas kita, maka di titik itu kita akan fokus di dalamnya.
Namun, ketika kamu tidak fokus, artinya kamu tidak menganggap ini sebagai prioritas. Artinya, ini bukan hal yang penting menurut kamu. Maka di titik ini potensi kegagalan itu akan terjadi.
Kadang dalam satu waktu ada terlalu banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan, ada terlalu banyak hal yang ingin kita capai, pada akhirnya kita tidak fokus.
Setiap manusia punya keterbatasan pikiran, setiap manusia punya keterbatasan tenaga, setiap dari kita juga punya keterbatasan waktu.
Ketika kita tidak fokus melakukan semuanya maka keterbatasan waktu, pikiran, dan tenaga ini membuat kita tidak mampu mendapatkan sesuatu secara optimal.
Akan berbeda halnya ketika kamu fokus pada satu titik dan kemudian mencurahkan seluruh pikiranmu, tenagamu, keterampilanmu, dan seluruh pengetahuanmu. Di titik itu maka pelan namun pasti kamu akan bertumbuh.
4. Waktu
Foto: freepik |
Indikator berikutnya adalah waktu. Berapa banyak waktu yang kamu gunakan untuk melakukan aktivitas itu? Fokus dan waktu itu sesuatu yang linier.
Kamu ingin sukses, tapi kamu hanya menggunakan sebagian dari waktumu untuk membangun itu semua atau bahkan hanya menggunakan waktu sisamu untuk membangun itu semua. Maka jangan pernah berpikir bahwa kamu telah melakukannya yang terbaik.
Dalam sehari, berapa jam yang kamu gunakan untuk melakukan usaha terbaikmu? Jika kamu sudah menggunakan 8, 9, bahkan 10 jam untuk mengejar apa yang ingin kamu kejar, maka ini pertanda bahwa kamu sudah benar-benar sungguh-sungguh.
Namun, jika hanya 1 atau 2 jam bahkan kurang dari itu, maka jangan pernah merasa kamu sungguh-sungguh ketika sebagian kecil saja waktumu yang digunakan untuk mengejar apa yang ingin menjadi capaianmu.
5. Bertahan
Foto: freepik |
Terakhir, seberapa kuat kamu untuk bertahan. Sukses itu bukan tentang menang atau kalah, tapi sukses itu tentang bagaimana kita mampu bertahan.
Ketika satu kali gagal kita mampu bertahan untuk kemudian bangkit lagi. Ketika kemudian dua kali kita gagal, kemudian kita mampu bertahan dan kemudian kita mampu berdiri lagi, begitu seterusnya.
Ketika kita terlalu mudah menyerah, terlalu merasa putus asa terlalu cepat kemudian untuk mengatakan "Oke ini cukup" maka sebenarnya ini masalahnya.
Dalam 5 tahun kamu sudah mencoba banyak hal, baru selesai satu dan belum benar-benar bertumbuh kemudian ketemu satu kesulitan, kamu menyerah.
Kemudian kamu berpindah ke hal berikutnya dan ini kamu lakukan terus berulang-ulang. Pada akhirnya kamu menyerah.
Maka orang yang sangat sungguh-sungguh adalah dia punya kekuatan untuk terus bertahan, untuk terus melangkah, untuk terus menapaki jalan itu walaupun mungkin sulit.
Akhirnya, 5 indikator ini harus kita punya sebagai pertanda bahwa kita sudah benar-benar yang terbaik. Bahwa kita sudah benar-benar sungguh-sungguh dalam prosesnya.
Kita harus punya ilmu, kita harus punya keterampilan, kita harus punya fokus, kita harus punya waktu, dan kita harus punya daya tahan, kemampuan untuk bertahan dan tidak menyerah.
Jika kamu sudah melakukan lima hal itu, bisa jadi itulah indikator bahwa kamu telah melakukan yang terbaik.
Andaikan hasilnya tidak sesuai harapan, bersabarlah, pasti kamu akan mendapatkan semuanya karena prosesmu sudah benar. Proses yang benar pada akhirnya akan menghantarkan kita pada tujuan yang ingin kita capai.