Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gaji Besar Besar Tidak Menjamin Kaya, Kisah Pilu Michael Jackson

Menyebut nama Michael Jackson apa yang ada dalam pikiran kamu? Seorang artis yang sangat populer, penyanyi legendaris, atau seorang selebriti yang sangat kaya raya.

Bisa jadi, Michael Jackson adalah salah satu selebriti yang paling kaya karena ia punya kemampuan menghasilkan uang sepanjang karirnya sebesar 400.000.000 dolar atau senilai 5,6 triliun. Bukankah ini satu nilai yang sangat-sangat fantastis?

Tapi mungkin kamu akan sangat tercengang ketika mengetahui fakta berikutnya, bahwa ketika dia meninggal, ia meninggalkan aset sebesar 236.000.000 dolar atau senilai 3,3 triliun.

Di saat yang sama, ia punya tanggungan hutang sebesar 400.000.000 sampai dengan 500.000.000 dolar atau nilainya sekitar 5,6-7 triliun rupiah.

Jika kamu menjadi Michael Jackson kamu punya kemampuan menghasilkan uang 5,6 triliun dan berpikir ini jumlah yang besar mungkin tidak akan habis.

Tapi ternyata di akhir hidup, kamu menghasilkan hutang sebesar kurang lebih 5,6-7 triliun. Ini artinya apa? Ini artinya sangat konyol.

Ini artinya kamu bisa jadi adalah orang paling bodoh di dunia dengan kemampuan, dengan kekayaan sebesar itu habis tak bersisa, bahkan berhutang juga dengan nilai yang sama besarnya.

Gaji Besar Besar Tidak Menjamin Kaya, Kisah Pilu Michael Jackson

Mungkin kita akan bertanya, apa yang salah dengan ini semua? Uang sebesar 5,6 triliun yang dihasilkan sepanjang hidupnya pada akhirnya tidak tersisa sedikitpun, justru menghasilkan utang dengan nilai yang juga jauh lebih besar dari apa yang pernah dihasilkan. Bukankah ini sebuah kekonyolan?

Pertanyaannya, masihkah kita menyebut Michael Jackson orang yang sangat kaya raya? Kita tentu saja bisa belajar dari fakta ini bahwa income yang besar itu tidak jaminan bahwa hidup kita akan baik-baik saja.

Selama ini, kita terlalu terfokus untuk mencari uang sebanyak-banyaknya, tapi kita tidak punya kemampuan untuk mengelolanya.

Ini karena memang demikian adanya, sekolah tidak mengajarkan kita cara kelola uang, sekolah tidak mengajarkan kita cara kaya, dan yang diajarkan sekolah hanya sekadar cara mencari uang. Itulah yang terjadi.

Banyak orang punya income besar tapi hidupnya sengsara, banyak orang punya kemampuan menghasilkan uang dalam jumlah banyak tapi hutangnya ada di mana-mana. Apa yang salah? Yang salah karena kita tidak punya ilmunya.

Jadi, yuk pelajarilah cara mengelola uang dengan baik, pahami caranya agar kamu tidak jatuh miskin untuk selamanya.


Pelajaran terpenting yang dapat kita ambil dari kisah Michael Jackson tersebut adalah bahwa income besar bukan berarti kita kaya.

Persepsi bahwa income besar adalah kekayaan itu sangat bisa terpatahkan oleh kenyataan ini. Di titik ini jangan pernah merasa kaya kalau income kamu sudah besar.

Ini hanya bagian dari proses menuju kaya, karena setelah income kamu besar, apakah kamu bisa mengelolanya?

Jika kamu bisa mengelolanya artinya kamu mampu, kamu bisa kaya. Tapi jika kamu tidak bisa mengelolanya, bisa jadi kekayaanmu, income kamu akan sia-sia.

Sebagai sebuah ilustrasi: "Misalnya kamu bekerja dapat gaji 5 juta sebulan, dalam setahun kamu punya penghasilan 60 juta. Kamu pun bekerja selama 5 tahun, jadi dalam 5 tahun kamu mendapatkan uang sebesar 300 juta.

Pertanyaannya, setelah kamu bekerja selama 5 tahun, berapa sisa tabunganmu, berapa aset yang kamu punya, apa saja yang sudah kamu miliki?


Jika ternyata kamu tidak punya tabungan, kamu tidak punya aset, artinya omong kosong. Nilai uangmu nol, kamu tidak punya apa-apa, income yang kamu punya itu tidak bermakna apapun.

Maka ini penting untuk dipahami bahwa income besar itu bukan jaminan untuk membuat kita kaya. Income hanyalah income, income bukan kekayaan.

Yuk sekarang evaluasi diri. Sudah berapa lama kalian bekerja, berapa gaji yang sudah kamu dapatkan, berapa total penghasilan yang selama ini kamu peroleh, kemudian kamu punya apa saja?

Sudah berapa aset yang kamu miliki, berapa banyak tabungan yang mampu kamu kumpulkan, kemudian apa targetmu berikutnya?

Jika ternyata sampai dengan hari ini kamu masih belum punya apa-apa, yuk berbenah. Kalau tidak, hidupmu akan selamanya sia-sia.

Coba bayangkan, kamu ingin pergi ke sebuah kota, kemudian kamu siapkan kendaraannya, kamu isi bensinnya, tapi kemudian kamu tidak berada di jalan menuju kota itu, kamu hanya ada di dalam sebuah lintasan sirkuit balap.

Kamu terus setiap hari berputar di sirkuit itu sampai akhirnya bensinmu habis, setelah habis kamu mengisi lagi, begitu seterusnya. Tanpa disadari, kamu sudah ada 2 tahun bahkan 10 tahun di sirkuit itu. 

Kamu pun berpikir, "Kok saya tidak sampai-sampai ya, kok saya tidak kaya-kaya, kok saya tidak bisa sukses." Ya, itulah ilustrasi ketika fokusmu hanya pada income tapi kamu lupa mengelola pengeluaranmu.


Satu hal lagi yang harus kita pahami, kemampuan kita menghasilkan uang atau level income kita itu terbatas. 

Jika hari ini kita punya kemampuan menghasilkan uang 10 juta per bulan bukan berarti selamanya kamu akan menghasilkan uang dengan level itu, bisa jadi naik, bahkan bisa jadi juga turun.

Katakanlah level tertinggimu adalah 20 juta per bulan, maka setelah kamu sampai pada titik tertinggimu, kamu akan mulai mengalami penurunan.

Pelan namun pasti, income kamu akan mulai turun, terlebih ketika usia sudah tua kamu mulai menghadapi masa pensiun, kamu pun mulai tidak produktif dan income-mu mulai turun.

Maka di titik ini, jangan pernah terjebak pada rasa bangga dan rasa puas bahwa income besar artinya kita kaya. Income besar yang kamu punya hari ini tidak selamanya.

Tidak selamanya kamu di titik itu, jadi jangan pernah menghabiskan semua income kamu untuk hari ini. 

Jika kamu punya uang 10 juta per bulan, maka jangan pernah menghabiskan 10 juta itu di bulan yang sama. Jika kamu melakukan itu, kamu pasti akan menyesal.

Sadarilah bahwa level income kita hari ini itu tidak selamanya. Jadi kita harus benar-benar berpikir, kita harus benar-benar mampu mengelolanya dengan sangat bijak.

Pada akhirnya kami ingin mengingatkan, income besar bukan berarti kaya, income besar hanyalah pondasi untuk membangun kekayaan kita.

Jika pondasi itu kuat, maka kekayaan kita akan mampu bertumbuh juga dengan sangat kuat, tapi jika pondasi itu rapuh, maka sangat mudah semuanya akan hancur.