Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membangun Kesuksesan dengan Mindset yang Benar Tentang Apa itu Risiko

Membangun Kesuksesan dengan Mindset yang Benar Tentang Apa itu Risiko
freepik.com

Risiko adalah sesuatu yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Ketika kita ingin membangun kesuksesan atau membangun bisnis, selalu ada risiko yang mengikutinya.

Pertanyaannya, bagaimana cara yang tepat untuk menyikapi risiko tersebut?

Pada artikel ini, kami ingin mengajak kalian semua untuk belajar cara terbaik dalam menyikapi risiko dari orang-orang yang berpengalaman di bidangnya.

Kita akan belajar dari Warren Buffett seorang investor ternama, dari Mark Zuckerberg pendiri Facebook, dari Jeff Bezos dan juga dari Bill Gates. Kita akan melihat bagaimana pandangan mereka tentang risiko.

Lantas, sebenarnya dari mana risiko itu berasal? Dalam sebuah kesempatan, Warren Buffett salah satu investor tersukses di dunia pernah menyatakan bahwa "Risiko berasal dari ketidakpahaman kita terhadap apa yang kita lakukan."

Dari sini, jelas bahwa ketika kita melakukan sesuatu yang kita tidak pahami atau kita tidak memiliki pengetahuan tentang hal tersebut, risiko akan cenderung muncul.

Ketika kamu ingin membangun sebuah bisnis tapi pengetahuanmu sedikit, dan pengalamanmu juga minim, maka potensi kegagalan bisnis itu sangat besar.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Warren Buffett, "Ketika kita melakukan sesuatu yang kita tidak tahu, risiko itu telah hadir."

Atau, "Ketika kamu berinvestasi tapi kamu tidak memiliki pengetahuan, dan hanya ikut-ikutan, tindakan kita ini berisiko tinggi."

Artinya, agar kita tidak selalu berhadapan dengan risiko tinggi, apapun yang kita lakukan kita harus benar-benar paham dan mengerti.

Pada titik ini, belajar, mengupgrade pengetahuan, mengupgrade keterampilan, dan mengupgrade pengalaman adalah kuncinya.


Meskipun kita mungkin sudah belajar, meskipun kita mungkin sudah membuat persiapan yang baik, itu bukan berarti risiko itu tidak ada.

Sebagus apa pun pengetahuan kita, sehebat apa pun persiapan kita, risiko tetap hadir sebagai bagian dari proses yang akan kita jalani.

Namun, bedanya jika kita membuat persiapan yang baik dan punya pengetahuan yang memadai, risiko itu bisa kita minimalisir. Kalau pun ternyata kita gagal, maka di titik ini kita harus mampu belajar dari kegagalan itu.

Bill Gates mengajarkan kepada kita bahwa "merayakan kesuksesan adalah hal yang wajar." Kita boleh saja merayakannya, tetapi ada satu hal yang jauh lebih penting, kita harus mampu belajar dari kegagalan.

Apa yang disampaikan oleh Bill Gates sangat relevan. Meski kita telah berusaha sebaik mungkin, tidak berarti kita bisa sepenuhnya menghindari kegagalan.

Kalau pun ternyata kita gagal, hal terpenting adalah mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut.

Maka di titik ini, ketika kita sudah mampu mengetahui risiko dan berupaya meminimalisirnya serta telah melakukan yang terbaik sesuai dengan pengetahuan kita, tapi tetap saja kita gagal, tetap saja risiko itu hadir, maka hal terbaik adalah mampu mengambil pelajaran dari semua itu.

Satu hal penting lagi terkait dengan risiko adalah bahwa risiko terbesar, risiko yang paling berbahaya yang bisa hadir dalam hidup kita adalah ketika kita justru tidak mengambil risiko.


Mark Zuckerberg mengajarkan kita tentang bagaimana cara menyikapi risiko. Ia pernah menyatakan bahwa "Risiko terbesar adalah tidak mengambil risiko."

Di dunia yang berubah sangat cepat ini, satu-satunya strategi yang pasti gagal adalah tidak mengambil risiko.

Apa maksudnya? Ketika seseorang tidak mengambil risiko, artinya dia tidak mencoba, artinya dia tidak melakukan sesuatu.

Seseorang yang tidak mencoba dan tidak berani mengambil risiko, sebenarnya sedang mengambil 100% risiko.

Ketika kita mencoba, kita punya potensi 50% berhasil dan 50% risiko gagal. Namun, ketika kita tidak melakukan apa pun, kita sebenarnya sedang mengambil 100% risiko gagal.

Pada titik ini, apa pun yang terjadi kita punya kewajiban untuk mencoba apa yang telah kita rencanakan. Karena ketika kita tidak mencobanya, kita sebenarnya memilih untuk 100% gagal.

Apa yang disampaikan oleh Mark Zuckerberg ini sangat relevan dengan apa yang disampaikan oleh Jeff Bezos.

Jeff Bezos pernah menyatakan bahwa ia tahu bahwa jika ia gagal, ia tidak akan menyesal. Tetapi ia tahu satu hal yang akan membuatnya menyesal adalah jika ia tidak mencoba.

Pada titik ini, kita tahu persis bahwa sebenarnya penyesalan terbesar manusia bukanlah saat dia gagal, tetapi saat dia tidak mencoba.


Ketika kita telah mencoba dan melakukan yang terbaik, kalaupun kita mungkin gagal, bisa jadi kita bersedih, mungkin kita menyesal, iya.

Tetapi justru penyesalan terbesar akan muncul ketika kita tidak memiliki keberanian untuk mencoba.

Suatu saat, ketika kita memiliki kesempatan tetapi tidak mencobanya, mungkin satu, dua, atau beberapa tahun kemudian, kita akan menyesal.

"Kenapa dulu saya tidak mencobanya? Kenapa saat itu saya tidak punya keberanian untuk melakukannya?"

Maka di titik ini, Jeff Bezos mengajarkan kepada kita bahwa apa pun yang terjadi, mencoba itu jauh lebih baik. 

Satu hal penting lagi terkait dengan risiko adalah fokuslah pada peluang. Banyak orang mengatakan jika kita berani mengambil risiko, kita akan lebih sukses.

Padahal yang seharusnya adalah, jika kita berani mengambil peluang maka kita justru akan jauh lebih sukses.

Peluang dan risiko adalah dua hal yang selalu ada, tetapi ketika kita fokus pada peluang, kita akan memiliki keberanian untuk mengambilnya.

Namun, jika kita hanya fokus pada risiko dan berani mengambil risiko secara sembarangan, kita sama saja nekat dan berpotensi besar mengalami kegagalan.


Ilustrasinya seperti ini: 

"Kamu sedang berkendara dengan sebuah mobil. Ketika kamu fokus pada peluang, maka ketika ingin mendahului sebuah mobil yang ada di depanmu, kamu akan melihat ke depan. 

Kamu akan memastikan jalanan cukup kosong dan risiko kecelakaan kecil karena tidak ada mobil dari arah berlawanan, baru setelah itu kamu akan mendahului mobil tersebut."

Sementara orang-orang yang berani mengambil risiko sembarangan mungkin tahu ada mobil di depannya, tetapi karena mereka ingin mendahuluinya, mereka tetap nekat. 

Ketika mereka berkendara seperti itu, terlalu berani mengambil risiko, potensi kecelakaan akan lebih besar karena mereka cenderung mengemudi dengan ceroboh dan ugal-ugalan. 

Meskipun mereka tahu ada mobil di depan mereka, mereka tetap mencoba mendahuluinya dengan cara yang berisiko.

Kurang lebih, ilustrasi tentang peluang dan risiko seperti itu, seperti kita berkendara. 

Ketika kita fokus pada peluang dan berusaha meminimalisir risiko, kita akan melangkah dengan penuh kehati-hatian, bukan dengan penuh ketakutan.


Orang-orang yang terlalu berani mengambil risiko memiliki potensi untuk ceroboh, memiliki potensi untuk meremehkan risiko dengan sikap "yang penting berani." 

Dan sebenarnya mereka tidak itu sedang berani mengambil risiko, tetapi mereka nekat sedang menunggu kegagalan.

Inilah pembahasan tentang bagaimana memiliki mindset yang tepat tentang risiko. Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat, ya.